1. Membina Pribadi Anak
Setiap orang tua membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan ahlak terpuji. Orang tua adalah Pembina yang pertama dalam hidup anak.”Kepribadaian orang tua, sikap dan cara hirup mereka merupakan unsure-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh..” (Prof. Dr.Zakiah Daradjat, 1970: 56)
Pendidikan prinbadi sesungguhnya tidak lain adalah untuk menjadikan manusia sebagai manusia yang sebenarnya jadi artinya bahwa manusia itu pada hakekatnya belum sampai pada tarafnya sendiri, ia belum menempati tempatnya. Untuk itu diperlukan pembinaan atau pendidikan dengan maksud meningkatkan manusia untuk dibawa ketempat yang sewajarnya.
Pada masa anak-anak, dimana sianak boleh dikatakan belum mempunyai kemauan baik selain naluri, dia didik dengan menggugah kemauannya melalui contoh dan latihan-latihan. Dengan cara ini dimaksudkan agar anak lalu memiliki kemauan baiknya sendiri bila sudah dewasa, dan selanjutnya tinggal memperkembangkanya.
Keberhasilan seseorang dalam membina pribadi anak, apabila berangkat dari keluarga yang harmonis dan agamis sebab hubungan antara kedua orang tua sangat mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak. “Hubungan yang serasi penuh pengertian dan kasih sayang, akan membawa kepada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk karena ia tidak mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang sebab selalu terganggu oleh suasana orang tua.”
Didalam melakukan pembinaan pribadi hendaknya anak-anak dibiasakan untuk melakukan latihan-latihan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baik sedini mungkin. Hal ini dikarenakan untuk dapat menjadi anak yang berkepribadian utuh, dituntut kemampuan diri untuk menjadikannya iman dan agama sebagai faktor “integrative pada dirinya” sehingga dapat menghindarkan diri dari berbagai tantangan, gangguan dan ancaman serta cobaan hidup kehidupan.
Jadi membina pribadi artinya : membangun iman seutuhnya dengan asas keseimbangan antara pembangunan fisik materiil dan psikis religius.
2. Membina Ahlakul Karimah
Akhlak menurut pengertian Islam adalah salah satu hasil dari iman dan ibadat, bahwa iman dan ibadat manusia tidak sempurna kecuali timbul dari situasi akhlak yang mulia dan muamalah yang terbaik terhadap Allah dan ,akhluknya”. (Prof. Dr. Hasan Langgulung:372)
a. Hubungan dengan Allah SWT
Hubungan dengan Allah SWT yang bentuknya seperti tercantum dalam Al-qur`an (S. Adz Dzariyaat:56)
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (S.Adz dzariyaat:56)
b. Hubungan dengan manusia
Hubungan dengan manusia yang bentuknya tolong menolong
(r$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ßÏx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÈ
Artinya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Almaidah ayat:2).
c. Hubungan dengan alam sekitarnya
Hubungan dengan alam sekitar atau dengan makhluk lain
uqèd Nä.r't±Rr& z`ÏiB ÇÚöF{$# óOä.tyJ÷ètGó$#ur $pkÏù çnrãÏÿøótFó$$sù ¢OèO (#þqç/qè? Ïmøs9Î) 4 ¨bÎ) În1u Ò=Ìs% Ò=ÅgC ÇÏÊÈ
Artinya :” Dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (S. Huud :61)
Berkenaan dengan persoalan pokok dalam bidang akhlak yang mesti dibina secara baik dan sempurna dalam diri seorang maka penting dan perlunya bagi tiap-tiap orang untuk mempelajari, mengkaji dan mengamalkan mutiara-mutiara yang terdapat dalam akhlakul karimah agar mutu kepribadian manusiawi dapat terangkat ketingkat yang tinggi dan mulia baik menurut pandangan dan penilaian Allah maupun oleh sesame manusia.
Islam memberikan daftar-daftar yang jelas mengenai perincian-perincian akhlak yang dianggap mulia dan menyeluruh pengikutnya satu demi satu dengan jelas untuk berpegang teguh dan berdiri diatas landasan itu manakala akan berbuat sesuatu.
Antara moral yang baik dan boleh dikerjakan serta mana yang buruk dan dilarang diberi penjelasan yang terang menurut Al-Taumy bahwa “ajaran-ajaran dan teks agama Islam menguatkan bahwa agama-agama dari risalah-risalah samawiyah semuanya tidak datang kecuali untuk memperbaiki akhlak”. Jadi yang baru dalam Al-Qur`an dan sunah nabi adalah menyempurnakan tidak berbuat segala keutamaan telah baru sebab banyak keutamaan telah dikenali dan diterima sebelum Islam, tetapi bercerai-berai bertentangan satu sama lain dan bersifat kurang.
3. Pembiasaan Pengamalan Keagamaan
Untuk membina anak agar mempunyai sifat-sifat, tidaklah mungkin dengan penjelasan pengertian saja akan tetapi perlu pembiasaan atau membiasakan untuk melakukan yang baik yang diharapkan nanti dia akan mempunyai sifat-sifat itu dan menjauhi sifat yang tercela. Kebiasaan itulah yang membuat dia cenderung kepada kelakuan yang baik dan meninggalkan yang kurang baik.
Dengan kata lain dapat kita sebutkan, bahwa pembiasaan dalam pendidikan anak sangat penting, terutama dalam pembentukan pribadi, akhlak dan agama pada umumnya. Karena pembiasaan-pembiasaan agama itu akan memasukan unsur-unsur positif dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.
Semakin banyak agama yang didapatnya melalui atau dengan cara pembiasaan itu, akan semakin banyaklah unsur agama dalam pribadinya semakin mudahlah ia memahami ajaran agama yang akan dijelaskan kepadanya. Seperti telah diektahui bahwa unsur-unsur TK belum memungkinkan untuk berfikir logis dan belum dapat memahami hal-hal yang abstrak, maka apapun yang dikatakan kepadanya akan diterima saja.
Hendaknya orang tua atau guru menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena menurut Prof.Dr. Zakiyah Daradjat,” bahwa pembiasaan dalam latihan itu akan membentuk sikap tertentu pada anak yang lambat laun tergoyahkan lagi karena telah terjadi bagian pribadinya”.
Latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah seperti sholat, do`a membaca al qur`an harus dibiasakan sejak kecil sehingga lama kelamaan akan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut. Anak dibiasakan sedemikian rupa sehingga dengan sendirinya ia akan mendorong untuk melakukannya tanpa suruhan dari luar, tapi dorongan dari dalam. Ingat prinsip agama Islam tidak adanya paksaan, tetapi ada keharusan pendidikan yang dibebankan kepada orang tua, guru atau siswa.
Latihan keagamaan yang menyangkut akhlak dan ibadah sosial sesuai dengan ajaran agama jauh lebih penting dan penjelasan dengan kata-kata. Latihan-latihan, dan pembiasaan-pembiasaan disini dilakukan melalui contoh yang diberikan oleh orang tua. Dalam melakukan latihan dan pembiasaan itu haruslah sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar