Pada hakekatnya manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna, terdiri dari dua unsure jasmani dan rokhani, keduanya saling mempunyai kebutuhan yang harus terpenuhi dengan seimbang, karena pemeliharaan dan perhatian keduanya secara baik, maka akan menjadikan manusia hidup yang sempurna, bahagia, tenang dan tentram.
Dengan demikian akan menjadikan dirinya bertingkah laku baik terhadap orang lain. Dengan munculnya ilmu pengetahuan yang semakin pesat dan dapat menelorkan tehnologi canggih, terjadilah manusia cenderung mengejar kebutuhan materi yang dipentingkan sampai lupa pada kebutuhan rohani, dengan beranggapan bahwa materilah yang dapat menyelesaikan segala-galanya, namun kenyataan yang demikian justru menjadikan timbulnya dekadensi moral sehingga apa yang terjadi kebahagiaan semakin jauh, beban jiwa semakin berat, hidup semakin sulit, ketegangan serta kegelisahan semakin melabuhinya semuanya itu merupakan kenyataan penyakit jiwa yang merusak kehidupan itu sendiri. Sebagai penawar obatnya untuk mengembalikan rasa percaya diri dari segala kesalahan, maka agama Islamlah yang dapat menjadi penolongnya, yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan bertambah iman dan bertakwa yang sebenar-benarnya, yakni menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang.
Menurut Zakiyah Daradjat, agama Islam adalah obat penawar yang sejuk yang akan memadamkan nyala yang bergejlak dalam hati (1986:373)
Adapun untuk menanamkan agama serta keimanan seseorang itu harus melalui beberapa tahap, sebagaimana menurut D.Marimba,yaitu:
1). Tahap Pembiasaan
2). Tahap Pembentukan Pengertian, Sikap dan Minat
3). Tahap Pembentukan Kerohanian yang Suci dan Luhur
1. Tahap Pembiasaan
Pembiasaan ini dimaksudkan untuk membentuk aspek jasmani daripada mental seseorang, atau memberi kecakapan untuk berbuat dan mengucapkan sesuatu, sehingga dengan adanya pembiasaan-pembiasaan ajaran agama Islam seperti membiasakan shalat, puasa, membantu dan sebagainya, diharapkan agar mempunyai kemudahan-kemudahan untuk bertindak atau berbuat yang baik.
1. Tahap Pembentukan Pengertian, Sikap dn Mental
Setelah terbiasa untuk melakukan sesuatu yang baik menurut ajaran Islam, maka akan lebih mantapnya kalau disampaikan mengenai tentang pengertian dan pengetahuan amalan-amalan yang dilakukan dan biasa diucapkan. Hal ini menjadi sasarannya adalah kejiwaan (pola piker, sikap dan minat) atau menurut istilah adalah karsa, rasa dan cipta. Dalam hal ini perlu kita mempergunakan tenaga-tenaga kejiwaan karsa, rasa dan cipta.
2. Tahap Pembentukan Kerohanian yang Luhur
Tahap tarap ketiga merupakan yang sangat petning, karena dengan penanaman rohani yang luhur akan menimbulkan kesadaran atau rasa tanggung jawab yang tinggi. Dalam tahap ini yang berperan aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.
Menurut Ahmad D.Marimba adalah tenaga budi yang menjadi alat utama dan tenaga kejiwaan sebagai tambahan. Pkiran dengan disinari oleh tenaga dan tenaga kejiwaan mendapatkan pengenalan akan Allah. (1986:77)
Dengan penjelasan diatas dapat diambil pengertian bahwa budi yang sudah tertanam rasa kepercayaan (keimanan) yang kuat dan mantap kejiwaan akan selalu terkontrol dengan baik, misalnya jika kejiwaan akan berbuat tidak baik maka budi yang sudah tertanam dengan keimanan akan selalu mengingatkannya sehingga akan timbullah perbuatan-perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran Islam.
Pengaruh pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh Majlis Talim sebagai intisari pendidikan non formal sebagaimana penulis paparkan tersebut diatas, bahwa ini ajaran Islam hanya meliputi aqidah, syari`ah dan akhlak, kesemuanya itu bagi yang mempelajarinya akan terbentuklah pola tingkah laku yang Islami. Menurut AR.Sutan Mansur bahwa keimanan itu merupakan sumber akhlak disamping merupakan sumber berfikir. (1978:12). Dalam bukunya Tauhid Membentuk Pribadi Muslim. Lebih lanjut Khamdani Khalifah menjelaskan sebagai berikut: bahwa iman merupakan sesuatu kekuatan yang memberikan corak kepada jiwa dan perbuatan yang sesuai dengan iman hanyalah suatu refleksinya kedalam tindakan dimana iman menjadi sumber inspirasi berbuat baik (Membina Kepribadian Masyarakat Melalui Pengamalan Agama,1984:25)
Oleh karena itu penanaman aqidah kedalan jiwa manusia merupakan prioritas yang pertama ditanamkan oleh para Rasul dalam berda`wah karena aqidah merupakan dasar agama.
Uraian tersebut diatas menjelaskan bahwa iman atau aqidah adalah yang paling penting yang dapat mempengaruhi terhadap kehidupan manusia. Dengan demikian meskipun keimanan dan aqidah sangat petning bukan berarti harus meninggalkan yang lain, tetapi baik akhlak maupun syariah juga mempunyai peranan yang saling menyempurnakan. Sehingga bertitik tolak dari uraian-uraian tersebut diatas, pada hakekatnya (kenyataannya) perubahan tingkah laku dapat diwarnai setelah mengetahui atau mengenal dekat dengan ilmu-ilmu agama, realisasinya tercermin dalam bentuk pola fakir, wicara dan pola tingkah laku.